KONVERGENSI AKADEMIKA


Krisis Regenerasi Petani sebagai Tantangan dalam Mewujudkan Swasembada Pangan

Indonesia adalah negara agraris, yang 40% mata pencaharian mayoritas penduduknya bertani atau bekerja di sektor pertanian, selain itu Indonesia juga mempunyai barisan pegunungan yang subur. Suburnya lahan pertanian di Indonesia dikarenakan letak negara Indonesia berada di daerah yang beriklim tropis membuat proses pelapukan batuan yang terjadi di Indonesia terjadi secara sempurna yang membuat tanah menjadi subur. Negara agraris seperti Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Selain itu ada peran tambahan dari sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar sekarang berada di bawah garis kemiskinan (Ayun et al., 2020).


Permasalahan utama yang dihadapi adalah minimnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. Sektor ini dianggap kurang bergengsi, pendapatannya rendah, serta identik dengan pekerjaan yang berat dan
tradisional. Banyak generasi muda memilih migrasi ke kota untuk mencari pekerjaan yang dianggap lebih menjanjikan, baik dari segi penghasilan maupun status sosial. Hal ini diperparah dengan kurangnya akses pendidikan pertanian yang modern dan minimnya fasilitas penunjang di pedesaan. Kesenjangan pengetahuan antara generasi tua dan muda juga menjadi faktor penghambat. Generasi tua mengandalkan pengalaman turun-temurun,
sementara generasi muda kurang mendapatkan transfer ilmu yang memadai. Selain itu, perubahan iklim dan bencana alam semakin memperberat tantangan di sektor pertanian, memengaruhi produktivitas dan keberlanjutan
usaha tani (Marpaung dan Bangun, 2023).

Adanya kesenjangan generasi dalam pengetahuan dan pemahaman tentang pertanian dapat memengaruhi minat generasi muda. Hal ini mengacu pada situasi di mana generasi yang lebih tua memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak tentang pertanian daripada generasi yang lebih muda. Mereka mengembangkan pertanian dengan sistem turun temurun, dimulai dari pengolahan lahan hingga panen. Permasalahan yang sering terjadi dari hasil survei yang telah dilakukan yaitu masih ditemukan kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengolahan agrokompleks hasil perkebunan dan pertanian yang bernilai ekonomi serta belum adanya kelembagaan di bidang pertanian (Aprilia et al., 2024).

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan dan ekonomi suatu negara. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh sektor pertanian yang kurang diminati oleh generasi sekarang. Hal ini merupakan masalah serius yang perlu dicari solusinya karena pertanian merupakan sektor yang vital bagi keberlanjutan masyarakat dan ekonomi global. Penyebab generasi muda kurang berminat pada sektor pertanian adalah pengetahuan dan keterampilan generasi muda dalam mengolah agrokompleks hasil perkebunan dan pertanian, serta belum adanya kelembagaan di bidang pertanian (Aprilia et al., 2024).

Berdasarkan pembahasan atas permasalahan di atas mengenai kurangnya minat generasi muda khususnya generasi milenial menimbulkan fenomena tersendiri yang perlu diberi perhatian khusus. Hal ini juga berkaitan
dengan permasalahan produksi pertanian yang mengalami penurunan selama beberapa tahun ke belakang. Untuk mengatasi permasalahan ini dan mendorong generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian, dapat dilakukan dengan berbagai upaya yang terfokus pada pelatihan dan pendidikan, dukungan finansial, dan inovasi. Pertama, perlunya dilakukan peningkatan pendidikan tentang pertanian di lingkup sekolah dengan program pendidikan yang praktis dan berfokus pada teknologi modern. Kedua, kampanye kesadaran yang kuat dan acara pertanian lokal dapat membantumenginspirasi minat generasi muda. Ketiga, penting untuk menyediakan
dukungan finansial dan insentif fiskal bagi mereka yang ingin terlibat dalam pertanian, serta memfasilitasi akses ke lahan dan sumber daya. Selain itu, inovasi teknologi dan aksesibilitas sumber daya, seperti pertanian berkelanjutan yang dapat membuat pertanian lebih menarik dan efisien. Berdasarkan dari permasalahan yang ditemukan, perlu dilakukannya pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya membentuk kelembagaan tani
muda serta pentingnya melakukan kolaborasi antar masyarakat agar mereka tetap bisa melakukan regenerasi petani muda (Aprilia et al., 2024).

Mengatasi krisis regenerasi petani sebagai tantangan utama dalam mewujudkan swasembada pangan memerlukan sebuah solusi salah satunya dengan melakukan promosi dan kampanye positif tentang profesi petani yang dapat mengubah persepsi negatif yang selama ini melekat pada sektor pertanian. Kampanye ini dapat dilakukan melalui platform media sosial, seminar, dan event-event yang menampilkan kisah sukses petani muda dan inovasi teknologi pertanian. Program petani milenial yang menggabungkanteknologi dan kewirausahaan juga dapat bertujuan untuk menjadikan pertanian sebagai profesi yang bergengsi dan menarik bagi generasi muda. Sektor pertanian tidak lagi dianggap sebagai pekerjaan yang kuno dan kurang menjanjikan secara ekonomi (Konyep, 2021).






KONVERGENSI AKADEMIKA Krisis Regenerasi Petani sebagai Tantangan dalam Mewujudkan  Swasembada Pangan Indonesia adalah negara agraris, yang 4...


Kenali apa itu JAKABA

JAKABA (Jamur Keberuntungan Abadi) adalah pupuk organik hasil fermentasi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik. Pupuk ini mengandung unsur hara penting seperti Nitrogen (N) dan Fosfor (P), yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, JAKABA juga mengandung Kalium (K) yang membantu perkembangan akar dan meningkatkan keseimbangan pH tanah.


Dibuat dari bahan organik seperti air leri, akar bambu, dan dedak yang difermentasi selama satu bulan, JAKABA memiliki ciri khas jamur berwarna coklat di bagian atas dan kehijauan dengan tekstur kenyal di bagian bawah.


Manfaatnya termasuk mempercepat pertumbuhan tanaman, membuat batang lebih kuat, daun lebih hijau, serta melindungi tanaman dari serangan fusarium

Kenali apa itu JAKABA JAKABA (Jamur Keberuntungan Abadi) adalah pupuk organik hasil fermentasi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan m...



Agroforestri?

 Pengertian Agroforestri

Agroforestri adalah sistem pengelolaan lahan yang mengintegrasikan pohon-pohon berkayu dengan tanaman pertanian dan/atau ternak dalam satu kesatuan pengelolaan. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem yang saling mendukung, meningkatkan produktivitas lahan, serta menjaga kelestarian lingkungan. 

Komponen Utama Agroforestri

• Tanaman Berkayu: Pohon-pohon seperti jati, mahoni, atau pohon buah-buahan yang berfungsi sebagai pelindung dan penyedia hasil hutan.

• Tanaman Pertanian: Tanaman pangan atau hortikultura yang ditanam bersama pohon-pohon untuk memaksimalkan penggunaan lahan.

•Ternak (opsional): Integrasi hewan ternak untuk memanfaatkan limbah tanaman sebagai pakan dan meningkatkan produktivitas. 

Manfaat Agroforestri

•Ekologis: Meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi erosi, dan menjaga keanekaragaman hayati.

• Ekonomi: Memberikan sumber pendapatan yang beragam bagi petani melalui hasil hutan dan pertanian.

•Sosial: Meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat melalui sistem pertanian yang berkelanjutan. Sistem ini juga berperan dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida. 

Tantangan dalam Penerapan Agroforestri

• Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran: Banyak petani belum memahami konsep dan manfaat agroforestri, sehingga enggan mengadopsinya.

•Keterbatasan Lahan dan Sumber Daya: Penerapan agroforestri memerlukan perencanaan dan investasi jangka panjang yang tidak selalu tersedia bagi petani

• Persaingan dengan Sistem Pertanian Monokultur: Sistem monokultur sering dianggap lebih efisien dalam jangka pendek, sehingga lebih diminati.

• Kurangnya Dukungan Kebijakan: Diperlukan kebijakan yang mendukung, seperti insentif dan penyuluhan, untuk mendorong adopsi agroforestri.


Daftar Pustaka

Nugroho, A. S., dan Santoso, H. B. 2022. Pengertian dan Peran Agroforestri dalam Pengelolaan Lahan Berkelanjutan. Jurnal Ilmu Lingkungan dan Pembangunan. 8(1): 15-27.

Sari, D. P., dan Rahman, M. F. 2021. Komponen Utama Sistem Agroforestri dalam Mendukung Ketahanan Pangan di Wilayah Tropis. Jurnal Agroforestry. 10(2): 45-60.

Putra, I. W., dan Wibowo, T. 2023. Manfaat Ekologis dan Ekonomi Agroforestri sebagai Sistem Pertanian Berkelanjutan. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perkebunan. 12(3): 110-124.

Harahap, R. M., dan Suryanto, B. 2020. Tantangan dan Peluang Penerapan Agroforestri di Indonesia. Jurnal Konservasi dan Lingkungan. 5(4): 70-85.

Agroforestri?   Pengertian Agroforestri Agroforestri adalah sistem pengelolaan lahan yang mengintegrasikan pohon-pohon berkayu dengan tanama...


 RISIKO NITRAT PADA BAYAM

Bayam (Spinacia oleracea) adalah sayuran hijau yang secara alami menyerap nitrat (NO₃⁻) dari tanah sebagai bagian dari proses pertumbuhan. Nitrat ini berasal dari penggunaan pupuk nitrogen yang umum dalam pertanian. Dalam bentuk alaminya, nitrat tidak berbahaya dan bahkan dibutuhkan tanaman untuk sintesis protein. Namun, ketika bayam dimasak, nitrat yang terkandung di dalamnya dapat mengalami perubahan kimia menjadi nitrit (NO₂⁻), terutama jika sayuran tersebut tidak segera dikonsumsi dan dibiarkan pada suhu ruang terlalu lama. Proses reduksi ini dapat dipicu oleh enzim atau mikroorganisme yang berkembang selama penyimpanan, terutama dalam kondisi yang tidak higienis atau bersuhu tinggi.

Secara toksikologis, nitrit memiliki efek berbahaya terhadap kesehatan manusia. Salah satu efek utamanya adalah mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin dalam darah, sehingga mengganggu kemampuan darah dalam mengikat dan mengedarkan oksigen. Kondisi ini dikenal sebagai methemoglobinemia dan sangat berbahaya bagi bayi dan lansia, yang sistem detoksifikasinya belum sempurna atau sudah menurun. Selain itu, nitrit juga dapat bereaksi dengan senyawa amina dari makanan lain dan membentuk nitrosamin, yang bersifat karsinogenik. Nitrosamin diketahui sebagai salah satu pemicu kanker dalam berbagai studi toksikologi, sehingga keberadaannya dalam makanan perlu dihindari.

Dari sisi keamanan pangan, bayam yang telah dimasak dianjurkan untuk segera dikonsumsi dan tidak disimpan lebih dari 4 jam di suhu ruang. Pemanasan ulang bayam yang sudah lama disimpan justru akan mempercepat pembentukan nitrit dan nitrosamin akibat proses kimia yang terjadi selama pemanasan. Oleh karena itu, langkah preventif seperti menyimpan bayam matang di lemari pendingin dan menghindari pemanasan ulang sangat penting untuk meminimalkan risiko kesehatan. Edukasi mengenai hal ini sangat penting, terutama untuk ibu rumah tangga, pengelola kantin, dan masyarakat umum agar dapat mengelola pangan dengan aman dan sehat.

**Referensi:**

* Rufaedah, A., Sriagustini, A. A., & Zulaehah, S. (2021). Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pencemaran Nitrit (NO₂) pada Air Sumur Gali di Kawasan Pertanian Kabupaten Cilacap. *Window of Health Jurnal Kesehatan*, 337–347.
* Hilmawan, F. (2023). *Studi Aktivitas Pertanian terhadap Kualitas Air Sungai Opak di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul* (Disertasi, Universitas Islam Indonesia).
* Emawati, E., Yuliantini, A., & Yusiana, Y. (2019). Penetapan Kadar Nitrit (NO₂) dalam Bayam Merah dan Bayam Hijau dengan Metode Spektrofotometri Visibel. *As-Syifaa Jurnal Farmasi*, 11(2), 154–160.
* Sungkawa, H. B., & Sugito, S. (2019). Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar Nitrit pada Rebusan Bayam Hijau. *Jurnal Kesehatan*, 10(2), 252–256.

 RISIKO NITRAT PADA BAYAM Bayam (Spinacia oleracea) adalah sayuran hijau yang secara alami menyerap nitrat (NO₃⁻) dari tanah sebagai bagian ...




 BIOFUEL

Bahan bakar merupakan sumber energi dan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Bahan bakar didapatkan berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua jenis, yaitu bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar nabati (BBN). BBN ini didominasi oleh pengolahan tumbuhan sebagai biomassa yang dapat menghasilkan

biofuel.


Biofuel adalah bahan bakar alternatif dengan tujuan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil. Biofuel bisa dijadikan substitusi untuk memenuhi kebutuhan sumber energi fosil melalui pemanfaatan biomassa dari tumbuhan. Biofuel biasanya berasal dari pencampuran alkohol etanol dengan bahan

bakar fosil. Faktor pemilihan alkohol etanol karena

ketersediaan bahan baku yang melimpah dimana terdapat di alam seperti tumbuhan sampai kelompok alga.


Kapasitas produksi biofuel telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia. Salah satu kriteria utama kelestarian lingkungan dalam produksi biofuel adalah emisi gas rumah kaca, yang mungkin berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Penggunaan bahan bakar fosil merupakan kontributor utama perubahan iklim sehingga pengurangan penggunaan bahan bakar hayati sepanjang siklus hidup biofuel merupakan hal yang penting.


Jenis biomassa atau bahan baku yang paling umum digunakan dalam produksi biofuel ialah tanaman pangan (kedelai, singkong, jagung, gandum dll.), lemak hewani (Lemak babi, usus hewan, bagian

hewan), residu agrikultural (jerami,

rumput, daun dll.), residu hutan (serpihan

kayu, cabang, dedaunan, akar, dll.), limbah hewani dan minyak jelantah, tanaman energi (Biji jarak, biji mahua, biji beech), aliran limbah bio (limbah rumah tangga, limbah kayu konstruksi, limbah kemasan, limbah cair industri) hingga ganggang (botryococcus, Chlamydomonas,

chlorella, spirulina, dll).


Setiawibawa, R., dan Muhammad, I. H. 2024. BIOFUEL: Potensi dan Isu Sosial Serta Kebijakannya. Malang: Wineka Media.


Syafitri, N., dan Mustika, N. M. 2024. Transesterifikasi In situ Produksi Biodiesel

Dengan Variasi Massa Bahan Baku Terhadap Karakteristik Biodiesel. Jurnal Integrasi Proses dan Lingkungan, 1(2): 66-72.


Syarifuddin., Eflita, Y., Muchammad., Suhartana., Kusnadi., Faqih, F., dan Firman, L. S. Produksi Biofuel Berbahan Baku Mangrove Untuk Substitusi Bahan Bakar Gasoline. Produksi Biofuel Berbahan Baku Mangrove Untuk Substitusi Bahan Bakar Gasoline. Infotekmesin, 15(2): 378-383.


Dinanti, P., Sri, S., Rudy, L., Try, R. R., dan Leo, S. 

Analisis Biaya Ekonomi Serta Dampak Lingkungan Penggunaan Gasoline dan Biofuel Sebagai Bahan Bakar Transportasi. Jurnal Kajian Ekonkmi dan Bisnis Iklam, 5(3):1892-1905.

  BIOFUEL Bahan bakar merupakan sumber energi dan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Bahan bakar didapatkan berdas...