Food and Agriculture Organization (FAO, 2016), melaporkan bahwa dunia global telah menggunakan pestisida kurang lebih 2,4 megaton yang terdiri dari 40% herbisida, 17% insektisida dan 10% fungisida. Data Kementerian Pertanian Republik Indonesia tahun 2016, mencatat penggunaan pestisida telah mencapai 3.207 merk yang terdaftar dan diizinkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

Meski penggunaan pestisida tergolong mudah diaplikasikan, bereaksi cepat, dan efisien. Namun, pemakaian pestisida berlebihan juga memiliki dampak buruk. Pestisida dengan intensitas pemakaian yang terlalu tinggi akan menyebabkan pencemaran lingkungan, keracunan pada hewan bahkan manusia hingga meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan

DAMPAK NEGATIF

1. Menurunkan kesuburan tanah dan mencemari air Bahan kimia yang terserap tanaman yang diuraikan oleh mikroba tanah dan meninggalkan sisa zat kimia dalam tanah. Hal itu akan membunuh mikroorganisme bermanfaat serta mengurangi penguraian unsur hara dalam tanah

2. Resistensi pestisida pada organisme pengganggu tanaman berkembang setelah adanya proses seleksi yang berlangsung selama banyak generasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi laju perkembangan resistensi serangga hama akibat insektisida adalah tingkat tekanan seleksi yang diterima oleh suatu populasi serangga.

3. Pestisida meninggalkan residu di dalam tanah yang terbawa oleh gerakan air tanah dan gerakan angin sehingga dapat masuk ke tubuh manusia melalui pernapasan ataupun air minum. Di Indonesia, residu pestisida yang terkandung di dalam sayuran telah melampaui batas maksimal 2 ppm yang merupakan batas minimum residu (BMR)



You may also like

  Food and Agriculture Organization (FAO, 2016), melaporkan bahwa dunia global telah menggunakan pestisida kurang lebih 2,4 megaton yang ter...

Tidak ada komentar: